Kamis, 17 Januari 2013

Biomassa Energi Masa Depan

PohonGreen.com - Biomassa termasuk kelompok energi terbarukan, bersumber dari berbagai organisme hidup. Biomassa yang sudah dimanfaatkan sejak ribuan tahun yang lalu ialah kayu. Penggunaan kayu dapat menghasilkan api untuk proses memasak, penerangan, menghangatkan badan, dan sebagainya. Biomassa tergolong kelompok energi terbarukan karena sumber utamanya ialah tanaman. Tanaman bisa dibudidayakan untuk diproduksi kembali, melalui pembibitan, penanaman, pemeliharaan tanaman dan dipanen kembali.  Dengan demikian biomassa akan menjadi sumber energi yang tersedia secara terus-menerus, asalkan diterapkan eksplotasi pintar dalam pemanfaaannya. Dalam hal ini kemampuan produksi tanaman harus benar-benar seimbang dengan eksploitasi yang dilakukan.

Biomasa, tenaga air dan energi angin merupakan sumber energi terbarukan. Biomassa bisa diproduksi di bagian manapun Planet Bumi ini. Berbagai hasil penelitian menunjukkan, bahwa biomassa merupakan sumber energi masa depan. Melalui penggunaan biomassa prinsip energi dan ekonomi bersih dapat diterapkan.

Faktanya penggunaan biomassa yang menghasilkan karbon netral menimbulkan kerusakan yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan penggunaan energi fosil. Meskipun pendapat tersebut masih kontroversi , karena di sisi lainnya ada yang beranggapan produksi biomassa bisa tidak berkelanjutan, dan menyebabkan kerusakan yang lebih besar bagi iklim global, jika dibandingkan penggunaan batu bara, bahan bakar minyak dan gas alam.

Dalam hal ini eksploitasi terhadap sumber energi fosil  yang merupakan komponen aktif di alam, tidak menyebabkan terbentuknya “lubang biologi” sebagaimana deforestasi. Ya, deforestasi adalah salah satu langkah ekslpolitasi biomassa, ternyata banyak menimbulkan kerusakan biologis di planet ini.

Dengan demikian eksploitasi terhadap sumber biomassa, seperti upaya memproduksi biofuel, harus dikeola dengan prinsip kehati-hatian, terutama panen perlu berkelanjutan. Dalam hal ini eksploitasi biomassa yang berlebihan dan melampaui batas, dapat menimbulkan kerusakan lingkungan yang jauh lebih parah.

Produksi biomassa yang berkelanjutan dapat dilaksanakan melalui penerpan manajemen yang tepat. Dalam hal ini berbagai prosedur dan tindakan pencegahan harus diterapkan, sehingga kerusakan lingkungan dapat diminimalisir. Konversi lahan tanaman pangan ke lahan tanaman energi perlu dicegah, keduanya tidak mesti bersaing. Jika hal ini dibiarkan, maka akan terjadi kekurangan pangan yang berpotensi menimbulkan kelaparan di berbagai pelosok Planet Bumi.

Sebenarnya beragam sisa panen dalam produksi tanaman pangan pun dapat dijadikan sumber energi biomassa, seperti jerami padi, jerami gandumh, brangkasan jagung, dan sebagainya. Begitupula sisa tumbuhan di hutan, limbah agroindustri dan limbah organic rumah tangga.

Produksi biomassa yang berkelanjutan harus mengedepankan prinsip mendaur ulang emisi karbon, yaitu melalui pertumbuhan tanaman dalam waktu yang relative singkat. Dengan demikian, penggunaan energy biomassa tidak memberikan kontribusi terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca.

Sebagai catatan di Amerika Serikat energi biomassa mmemberikan kontribusi sekitar 50 miliar KW per tahun. Dalam hal ini menempati posisi ketiga kelompok energi terbarukan, yaitu setelah tenaga air dan energi angin.

Pengembangan teknologi dan produksi biomassa terus berlangsung, sehingga kontribusinya makin nyata terhadap proporsi penggunaan beragam energi di Amerika Serikat. Namun terdapat beberapa faktor yang perlu mendapat perhatian lebih serius, seperti penggunaan lahan dan praktek pemanenan, ketersediaan sumberdaya dan jumlah bahan bakar yang diperlukan sector transportasi, dan yang paling penting ialah sikus karbon. Dalam hal ini hanya produksi biomassa yang berkelanjutan yang dapat diterima sebagai  solusi energi masa depan. (Atep Afia - PG 0113 - 002/Sumber : www.our-energy.com) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar