PohonGreen.com - Biomassa termasuk kelompok energi terbarukan, bersumber dari
berbagai organisme hidup. Biomassa yang sudah dimanfaatkan sejak ribuan tahun
yang lalu ialah kayu. Penggunaan kayu dapat menghasilkan api untuk proses
memasak, penerangan, menghangatkan badan, dan sebagainya. Biomassa tergolong kelompok energi terbarukan karena sumber
utamanya ialah tanaman. Tanaman bisa dibudidayakan untuk diproduksi kembali,
melalui pembibitan, penanaman, pemeliharaan tanaman dan dipanen kembali. Dengan demikian biomassa akan menjadi sumber energi
yang tersedia secara terus-menerus, asalkan diterapkan eksplotasi pintar dalam
pemanfaaannya. Dalam hal ini kemampuan produksi tanaman harus benar-benar
seimbang dengan eksploitasi yang dilakukan.
Biomasa, tenaga air dan energi angin merupakan sumber energi
terbarukan. Biomassa bisa diproduksi di bagian manapun Planet Bumi ini.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan, bahwa biomassa merupakan sumber energi
masa depan. Melalui penggunaan biomassa prinsip energi dan ekonomi bersih dapat
diterapkan.
Faktanya penggunaan biomassa yang menghasilkan karbon netral
menimbulkan kerusakan yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan
penggunaan energi fosil. Meskipun pendapat tersebut masih kontroversi , karena
di sisi lainnya ada yang beranggapan produksi biomassa bisa tidak
berkelanjutan, dan menyebabkan kerusakan yang lebih besar bagi iklim global,
jika dibandingkan penggunaan batu bara, bahan bakar minyak dan gas alam.
Dalam hal ini eksploitasi terhadap sumber energi fosil yang merupakan komponen aktif di alam, tidak
menyebabkan terbentuknya “lubang biologi” sebagaimana deforestasi. Ya,
deforestasi adalah salah satu langkah ekslpolitasi biomassa, ternyata banyak
menimbulkan kerusakan biologis di planet ini.
Dengan demikian eksploitasi terhadap sumber biomassa,
seperti upaya memproduksi biofuel, harus dikeola dengan prinsip kehati-hatian,
terutama panen perlu berkelanjutan. Dalam hal ini eksploitasi biomassa yang
berlebihan dan melampaui batas, dapat menimbulkan kerusakan lingkungan yang
jauh lebih parah.
Produksi biomassa yang berkelanjutan dapat dilaksanakan
melalui penerpan manajemen yang tepat. Dalam hal ini berbagai prosedur dan
tindakan pencegahan harus diterapkan, sehingga kerusakan lingkungan dapat
diminimalisir. Konversi lahan tanaman pangan ke lahan tanaman energi perlu
dicegah, keduanya tidak mesti bersaing. Jika hal ini dibiarkan, maka akan
terjadi kekurangan pangan yang berpotensi menimbulkan kelaparan di berbagai
pelosok Planet Bumi.
Sebenarnya beragam sisa panen dalam produksi tanaman pangan
pun dapat dijadikan sumber energi biomassa, seperti jerami padi, jerami
gandumh, brangkasan jagung, dan sebagainya. Begitupula sisa tumbuhan di hutan,
limbah agroindustri dan limbah organic rumah tangga.
Produksi biomassa yang berkelanjutan harus mengedepankan
prinsip mendaur ulang emisi karbon, yaitu melalui pertumbuhan tanaman dalam
waktu yang relative singkat. Dengan demikian, penggunaan energy biomassa tidak
memberikan kontribusi terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca.
Sebagai catatan di Amerika Serikat energi biomassa mmemberikan
kontribusi sekitar 50 miliar KW per tahun. Dalam hal ini menempati posisi
ketiga kelompok energi terbarukan, yaitu setelah tenaga air dan energi angin.
Pengembangan teknologi dan produksi biomassa terus
berlangsung, sehingga kontribusinya makin nyata terhadap proporsi penggunaan beragam
energi di Amerika Serikat. Namun terdapat beberapa faktor yang perlu mendapat
perhatian lebih serius, seperti penggunaan lahan dan praktek pemanenan,
ketersediaan sumberdaya dan jumlah bahan bakar yang diperlukan sector transportasi,
dan yang paling penting ialah sikus karbon. Dalam hal ini hanya produksi
biomassa yang berkelanjutan yang dapat diterima sebagai solusi energi masa depan. (Atep Afia - PG 0113 - 002/Sumber : www.our-energy.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar