PohonGreen.com - Gerakan Go Green saat ini semakin meluas, baik di tataran
konsep maupun pelaksanaan. Ya, Go Green merupakan upaya bersama untuk
menyelamatkan kondisi Planet Bumi yang kondisinya makin mengenaskan. Planet
Bumi idealnya menjadi ekosistem yang ideal untuk kehidupan manusia dan mahluk
Bumi lainnya, namun tampaknya kondisi yang terjadi justru makin banyak manusia
yang berperan dalam pengrusakan lingkungan.
Kerusakan lingkungan terjadi di seluruh penjuru Planet Bumi,
baik di Eropa, Afrika, Asia, Amerika maupun Australia, bahkan di Kutub Utara
dan Kutub Selatan. Kerusakan lingkungan bukan lagi menjadi persoalan seseorang,
satu kampung, satu kota atau satu negara, namun satu planet. Tujuh miliar
manusia yang menghuni Planet Bumi kehidupannya akan terusik dan makin terusik
jika Gerakan Go Green gagal dijalankan.
Beragam motif pengrusakan lingkungan menimbulkan efek yang
spesifik, ada yang pengaruhnya bersifat lokal ada juga yang global. Sebagai
contoh penebangan pohon di hutan dengan tidak terkendali, maka akan menimbulkan
pengaruh lokal mulai dari banjir, longsor, dan sebagainya.
Sedangkan pengaruh
global ialah terhadap perubahan iklim global. Bagaimanapun hutan di manapun
keberadaannya berperan sebagai paru-paru-nya Bumi. Bagaimana jadinya jika organ
paru-paru itu makin rusak dan menjadi kronis, maka pernafasan pun menjadi sulit
dilakukan. Bumi menjadi sesak nafas, Bumi pun terancam sakit parah, koma bahkan
mati. Matinya Planet Bumi berarti berhentinya berbagai proses dan reaksi yang
terjadi di dalamnya, dengan kata lain berarti berhentinya kehidupan umat
manusia secara kesleuruhan. Memang masih ada kemungkinan untuk migrasi ke
Planet Lain, namun peluangnya sangat kecil. Boleh dikatakan tempat tujuan dan
teknologi transportasinya belum jelas.
Tidak ada pilihan lain, langkah hijau harus dilaksanakan
oleh siapapun yang menjadi warga Bumi. Mulai dari menghemat penggunaan energi
fosil (bensin seperti premium dan pertamax, minyak tanah, minyak solar, minyak
bakar, avtur, avgas dan sebagainya). Caranya, kurangi frekuensi bepergian dengan
kendaraan yang menggunakan BBM, gunakan sepeda atau sering jalan kaki.
Penggunaan BBM sebagai sumber energi terpenting secara perlahan harus mulai dialihkan
dengan menggunakan beragam jenis energi terbarukan, seperti energi surya, energi
angin, energi air, bioenergi, dan sebagainya.
Langkah hijau mulai diterapkan dari kehidupan diri sendiri,
terutama dengan membangun habit hijau, yaitu berperilaku, persikap dan
berkebiasaan hijau, atau menjalani langkah-langkah kehidupan dengan
mengutamakan kepentingan lingkungan. Sebagai contoh, jika tidur di kamar
matikan lampu, gunakan kipas angin atau AC seperlunya, usahakan memiliki kamar
tidur atau rumah tinggal dengan ventilasi yang mencukupi dan memaksimalkan
penerangan matahari ke dalam ruangan.
Ya, apapun yang dilakukan, tampaknya langkah hijau menjadi
semakin penting. Supaya kehidupan di Planet Bumi bisa berkelanjutan dalam
situasi dan kondisi yang nyaman bagi siapapun. (Atep Afia – PG 0113 – 001).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar